Jika ingin menghindari maksiat kepada Allah subhanahu wa taala adalah dengan menghadirkan rasa malu dan takut kepadanya. Kebanyakkan manusia merasa malu melakukan maksiat di khalayak ramai tetapi berani ketika bersendirian atau ketika tidak ada orang lain yang melihat atau tidak ada orang yang dikenali melihatnya. 


Oleh itu cara menghindari maksiat adalah bersungguh-sungguh tidak melakukan maksiat ketika bersendirian kerana takut dan malu kepadanya. Jika bersendirian sudah boleh menghindari maksiat maka apatah lagi di hapadan orang.

Perlu diketahui diantara orang yang paling rugi atau bankrap adalah orang yang menunjukkan amal-amal shalihnya kepada manusia dan menunjukkan keburukannya kepada Allah yang lebih dekat kepadanya dari urat lehernya. Sebagaimana hadis nabi shallalahu alaihi wa sallam :
  

"Niscaya aku akan melihat beberapa kaum dari umatku datang pada hari kiamat dengan kebaikan laksana gunung-gunung Tihamah  yang putih, kemudian Allah Azza wa Jalla menjadikannya debu yang berterbangan"
Ada  yang bertanya: "Wahai Rasulullah, jelaskanlah sifat mereka kepada kami, agar kami tidak menjadi bagian dari mereka sementara kami tidak tahu," 
Nabi Shallallahu 'alaihi wa sallam menjawab: "Ketahuilah, mereka adalah saudara kalian, satu bangsa, dan bangun malam sebagaimana kalian. Tapi jika mereka menyendiri dengan larangan-larangan Allah, mereka melanggarnya" 
HR Ibnu Majah no. 4245, dishahîhkan Syaikh al-Albâni. Lihat as-Silsilah ash-Shahîhah, no. 505.